LightReader

Chapter 5 - Bab 5 - Pemikiran Arvid dan Rencana Baru

Bab 5 - Pemikiran Arvid dan Rencana Baru

Arvid duduk di meja belajar dengan laptopnya terbuka, matanya masih menatap layar video yang baru saja mereka upload. Walaupun Milim selalu terlihat ceria dan penuh semangat, ada satu hal yang membuat Arvid sedikit gelisah—perasaan yang sulit ia ungkapkan. Setiap kali mereka bekerja bersama, terutama saat Milim tertawa dan berbicara tentang hal-hal lucu, hatinya merasa lebih ringan. Namun, ia tidak berani mengungkapkan perasaannya.

Arvid tahu betul bahwa hubungan profesional antara mereka adalah hal yang lebih penting. Apalagi, Milim adalah orang yang sangat populer, dan dia merasa dirinya hanya seorang cowok biasa yang jauh dari menarik. Meskipun begitu, ada satu bagian dalam dirinya yang berharap lebih—bahwa suatu hari dia bisa lebih dekat dengan Milim, tanpa membuatnya merasa canggung atau terbebani oleh perasaan Arvid yang tak terucapkan.

"Ah, ini cuma perasaan aja," pikir Arvid sambil menggelengkan kepala dan mencoba untuk fokus pada video editing yang sedang dia kerjakan.

Namun, satu hal yang Arvid yakin—dia benar-benar ingin mereka berdua sukses. Dan untuk itu, dia harus memberikan masukan yang jujur dan konstruktif tentang konten mereka.

"Milim," Arvid mulai, saat mereka sedang duduk bersama di ruang tamu rumah Milim, di tengah diskusi tentang video terbaru yang mereka buat. "Aku rasa kita butuh variasi dalam konten. Minecraft itu seru, tapi kalau kita cuma fokus di situ, kita mungkin bakal kehabisan ide dan nggak bisa bertahan lama. Gimana kalau kita coba game lain atau konten yang berbeda? Misalnya, game petualangan, atau coba konten seperti challenge atau Q&A dengan fans?"

Milim mendengarkan dengan seksama. "Hmm, menarik juga, ya. Aku memang suka Minecraft, tapi pasti ada beberapa game lain yang bisa bikin kontennya lebih bervariasi," jawab Milim sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan baru.

Arvid tersenyum. "Iya, dan kalau kita mau lebih banyak penonton, kita perlu terus berkembang dan nggak terjebak dengan satu jenis konten saja."

Milim mengangguk setuju. "Kamu benar. Kita harus lebih kreatif. Terima kasih, Arvid. Aku nggak tahu kalau ide-idenya bisa lebih segar kalau kita coba sesuatu yang baru."

Melihat semangat Milim yang tidak pernah pudar, Arvid merasa semakin yakin bahwa mereka akan sukses. Namun, ada satu hal lagi yang mengganggu pikirannya—rencana Milim untuk mengadakan giveaway.

"Jadi, kalau kita mencapai 10.000 subscriber, kita bakal bikin giveaway ya?" tanya Arvid, sambil memeriksa catatan di laptopnya.

Milim dengan antusias mengangguk. "Iya! Aku pikir itu cara yang bagus untuk berterima kasih pada para penggemar yang sudah mendukung kita. Kita bisa kasih hadiah berupa merchandise atau bahkan beberapa game gratis. Aku yakin mereka bakal suka!"

Arvid tersenyum dan merasa bangga. "Kamu selalu punya ide yang keren, Milim. Giveaway pasti bakal bikin channel kita makin dikenal."

"Benar, dan dengan giveaway itu, kita bisa dapat lebih banyak interaksi dengan fans juga!" Milim menambahkan dengan semangat, membayangkan betapa menyenangkannya jika mereka benar-benar bisa mewujudkan rencana tersebut.

Namun, di balik semua kegembiraan itu, Arvid sedikit merasa cemas. Meskipun dia merasa senang bisa bekerja bersama Milim, ia juga merasa bahwa dia harus lebih berhati-hati agar tidak terlalu dekat dengan Milim, takut-takut perasaannya mengganggu pekerjaan mereka. Tapi untuk sekarang, ia lebih memilih untuk menikmati perjalanan ini—sebuah perjalanan menuju kesuksesan yang mereka bangun bersama.

---

Di Rumah Milim, Malam itu

Setelah diskusi panjang tentang berbagai ide konten, Milim dan Arvid duduk berdua di ruang tamu sambil menatap layar komputer yang menunjukkan statistik channel mereka.

"Wow, kita udah punya hampir 7.000 subscriber!" Milim berkata, terkejut melihat angka yang terus bertambah. "Kita mungkin bakal sampai 10.000 subscriber lebih cepat dari yang aku kira!"

Arvid tertawa ringan, "Kalau kita terus kerja keras, mungkin lebih cepat dari yang kamu bayangkan."

Milim menatapnya dengan senyum lebar. "Aku yakin kita bisa capai itu, Arvid. Dan giveaway bakal jadi langkah besar buat channel kita."

Arvid hanya mengangguk, meskipun dalam hatinya ia tetap merasa sedikit canggung—perasaannya yang tak bisa diungkapkan itu, tetap menggelayuti dirinya.

---

Rencana mereka kini semakin matang. Dengan 10.000 subscriber sebagai target yang semakin dekat, mereka berdua merasa semangat dan terinspirasi untuk bekerja lebih keras. Namun, meskipun konten mereka semakin berkembang, perasaan Arvid terhadap Milim tetap menjadi satu hal yang tak terungkapkan, sebuah misteri yang masih akan terurai seiring berjalannya waktu.

---

More Chapters