LightReader

Chapter 18 - CHAPTER 18 BONUS DARI THAYYIBAH

Pada sore hari, Atha dan Ghaidaq akhirnya sudah tiba di Bandung. Disana sudah ada Thayyibah yang menanti mereka, sementara Athariq belum sampai ke Bandara. Thayyibah pun menyapa Ghaidaq seolah tidak tahu apa yang telah Ghaidaq alami selama di Bali, tentu juga karena sekarang Ghaidaq sudah kembali berbusana muslimah. Jadi Thayyibah harus berpura-pura tidak tahu apa-apa.

Thayyibah : "Hey... apa Kabar Daq...?? Betah disana?", sapa Thayyibah kepada temanya itu.

Ghaidaq : "Alhamdulillah...", jawab Ghaidaq simpel.

Ghaidaq dalam hatinya merasa was-was saat itu, karena takut Atha berbicara kepada Thayyibah mengenai apa saja yang telah Ghaidaq lakukan selama di Bali. Lagi-lagi Ghaidaq kembali menjadi dirinya, yang selalu menjaga imagenya di depan orang yang dia kenal. Tidak seperti di Bali, ketika dia sudah merasa terbiasa berpakaian terbuka yang mengumbar auratnya.

Thayyibah : "Gimana Daq?? Udah nyobain kontol Atha belom...?", bisik Thayyibah ke telinga Ghaidaq.

Ghaidaq : "Ikh, kamu mah. Baru juga ketemu lagi. Udah bahasnya yang begituan... emang bener-bener mesum kamu ini orangnya ya...!?", balas Ghaidaq setengah berbisik.

Thayyibah : "Ya, siapa tau kan kalo aku gak ada disana. Kamu jadi gak malu-malu buat minta kontol Atha supaya ngentot kamu.", lagi-lagi Thayyibah kembali berbicara mesum.

Ghaidaq : "Ikh, enggak lah. Aku kan udah punya suami.", jawab Ghaidaq kembali.

Sementara Atha hanya tersenyum-senyum kepada Thayyibah yang iseng bertanya seperti itu kepada Ghaidaq.

Atha : "Udah Bah, jangan digodain Mulu. Mana mungkin Bu guru Ghaidaq mau ngewe sama laki-laki lain selain suaminya… bukan begitu Bu guru ku sayang...!??", ucap Atha yang menghentikan godaan Thayyibah kepada Ghaidaq.

Atha berbicara seperti itu sambil tangannya bergerak merangkul tubuh wanita berjilbab itu. Dan tidak ada penolakan dari Ghaidaq sama sekali ketika dirangkul oleh Atha di depan Thayyibah. Padahal tangan Atha sedikit menyentuh ke payudaranya saat ini. Ghaidaq yang dibela Atha di depan Thayyibah, merasa malu dan menundukkan kepala. Karena dia merasa bahwa ucapan Atha tersebut adalah sebuah ledekkan untuk dirinya. Namun baru saja Ghaidaq menundukkan kepalanya, tiba-tiba saja kepalanya mendongak ke arah Atha, bibir bawahnya juga mulai terlihat dia gigit sendiri. Ya, Atha menyalakan vibrator yang dipasang di vagina Ghaidaq saat ini. Membuat Ghaidaq seketika kaget karena getaran yang mendadak di dalam lubang vaginanya.

Ghaidaq : "Emmmpp… Tha... stop...", ucap Ghaidaq sangat pelan, karena takut Thayyibah mendengarnya.

Namun sebenarnya, Thayyibah sudah tahu apa yang sedang terjadi. Karena memang semua rencana ini adalah rencana yang dibuat oleh Thayyibah, untuk memberikan bonus kepada Athariq yang telah membayarnya. Nantinya, remot vibrator itu akan diserahkan Thayyibah kepada Athariq, ketika Athariq nanti sudah datang menjemput istri berhijabnya ini. Kini, tangan kiri Ghaidaq sudah turun ke arah selangkangannya untuk menekan dan menahan rangsangan di vaginanya akibat vibrator yang tak kunjung dimatikan oleh Atha. Di lain sisi, Ghaidaq tidak ingin Thayyibah mengetahui apa yang sedang dilakukan Atha kepada dirinya saat ini. Yang Ghaidaq tahu, sampai saat ini hanya Atha dan dirinya lah yang mengetahui semua kenakalan dan dosanya. Jadi Ghaidaq masih berusaha terus menjaga image alimnya di depan temannya, Thayyibah.

Thayyibah : "Kamu kenapa Daq...? Pengen pipis kah...?", tanya Thayyibah mengagetkan Ghaidaq yang sedang fokus menahan rangsangan di vaginanya.

Ghaidaq : "Eh, iya, maaf, apa Bah...??", respon Ghaidaq sedikit kaget mengetahui bahwa Thayyibah melihat tangannya yang sudah memegangi area vaginanya.

Thayyibah : "Kamu pengen pipis?? Ayo aku antar...!!, tegas Thayyibah.

Ghaidaq : "Eh, enggak kok. Cuman gak enak aja ini. Kelamaan duduk di pesawat kayanya.", dalih Ghaidaq. "Mas Athariq belum kamu kasih tahu Bah...?", tanya Ghaidaq mengalihkan topik.

Thayyibah : "Udah kok, mungkin lagi di jalan.", jawab Thayyibah.

Dan baru saja mereka bicarakan, Athariq pun tiba-tiba muncul dari belakang Ghaidaq dan Atha.

Thayyibah : "Lah, ituh suamimu…!!", ucap Thayyibah menunjuk ke arah belakang Ghaidaq.

Ghaidaq pun menoleh ke arah suaminya, dan Atha kini mematikan vibrator di vaginanya. Ghaidaq pun merasa lega, karena Atha memberinya keringanan.

Atha : "Ya sudah, aku pergi duluan ya sayaang...!!", ucap Atha kepada Ghaidaq ketika Athariq semakin dekat dengan mereka.

Ghaidaq pun hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan perkataan Atha. Dan sebelum pergi, Atha sempat mengoper remot vibrator itu kepada Thayyibah tanpa sepengetahuan Ghaidaq.

Athariq : "Assalamualaikum, Dek... Gimana sehat??? Mas kangen...", ucap Athariq yang langsung memeluknya.

Ghaidaq pun membalas pelukan hangat suaminya itu, dan tiba-tiba dia menangis di pelukan suaminya.

Athariq : "Loh, Dek. Kok malah nangis...!?", tanya Athariq yang masih memeluk erat tubuh Ghaidaq.

Ghaidaq : "Hikss... hikkss... Enggak Mas... aku kangen aja sama Mas Athariq.", jawab Ghaidaq.

Padahal di dalam hatinya, Ghaidaq menangis akibat merasa bersalah karena telah mengkhianati suaminya ketika di Bali. Namun karena Ghaidaq adalah orang yang selalu menjaga image nya, jadi tidak mungkinlah dia mengakui hal tersebut kepada suami tercintanya itu. Ghaidaq kini masih dipeluk oleh Athariq dengan posisi membelakangi Thayyibah, dan di saat itulah Thayyibah memberikan remot vibrator Ghaidaq kepada Athariq. Athariq yang tidak mengetahui apa benda itu, memberi kode lewat gerakan kepalanya kepada Thayyibah.

Athariq : "Apa??", arti kode kepala Athariq kepada Thayyibah.

Thayyibah pun membalas pertanyaan Athariq itu dengan menunjuk telepon genggam miliknya.

Thayyibah : "Kalo begitu, aku pulang duluan juga yah Daq... Atha udah nungguin kayanya.", tiba-tiba ucap Thayyibah pamit.

Membuat Ghaidaq melepaskan pelukannya dari suaminya, sementara Athariq langsung bergegas memasukan remot dari Thayyibah itu ke saku celananya. Lalu Athariq memberi ka HP miliknya, dan memang ada pesan dari Thayyibah yang masuk.

Thayyibah : "Ini bonus yang aku janjikan, remot itu adalah remot untuk menyalakan vibrator seks yang berada di lubang memek istrimu... selamat bersenang-senang. Dan terimakasih duitnya.", tulis Thayyibah di pesan tersebut.

Ghaidaq : "Oh, iya. Silahkan Bah. Terimakasih sudah membantu menghubungi Mas Athariq untuk menjemputku disini.", jawab Ghaidaq kepada Thayyibah yang pamit.

Thayyibah : "Okey, kalo begitu. Byeee... See you next time Ibu guru yang cantik...", ucap Thayyibah kepada Ghaidaq. "Aku pulang duluan ya Mas Thariq...", ucap Thayyibah juga kepada suami Ghaidaq.

Dan Thayyibah pun pergi untuk menemui Atha yang sudah menunggunya di Taxi yang mereka pesan.

Athariq : "Iya. Makasih Bah...", jawab Athariq.

Setelah Thayyibah pergi, Athariq mulai mengujicoba remot yang diberikan oleh Thayyibah tersebut. Athariq merogok saku celananya dan mulai menekan tombol ON di remot tersebut.

Ghaidaq : "Uuuuuuuuwhhhhhhh...", tiba-tiba Ghaidaq merasa kaget.

Kedua tangan Ghaidaq reflek memegangi area selangkangannya. Karena getaran yang dia terima di lubang vaginanya.

Athariq : "Kamu kenapa Dek...?", tanya Athariq pura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Padahal di sudut bibirnya, dia tersenyum senang.

Ghaidaq : "Eh, enggak Mas. Cuma mules aja sedikit. Tapi gapapa kok. Ayo kita pulang.", jawab Ghaidaq.

Athariq pun mengiyakan ajakkan pulang istrinya itu, namun Ghaidaq saat ini sedang celingukan mencari keberadaan Atha. Dia penasaran darimana Atha menyalakan vibrator di memeknya. Ya, Ghaidaq tidak tahu bahwa suaminya yang saat ini memegang kendali terhadap vibrator yang ada di dalam vaginanya. Athariq yang melihat Ghaidaq agak kesulitan berjalan karena menahan getaran vibrator di vaginanya pun mematikan benda itu. Dan Ghaidaq pun mulai bisa berjalan sedikit normal, meski masih terasa vibrator itu menggesek di dinding vaginanya ketika dia harus berjalan.

Athariq yang awalnya sempat kecewa ketika melihat istrinya tidak ada perubahan, karena masih dengan pakaian tertutup ketika pulang dari Bali, akhirnya terobati sedikit rasa kekecewaan nya karena hadiah dari Thayyibah tersebut. Kini Athariq ingin mengerjai istrinya yang masih terus ja'im itu dengan remot yang berada di tangannya. Athariq ingin Ghaidaq merasakan sange selama di perjalanan pulang bersamanya. Dan bahkan, setelah beberapa saat kemudian. Athariq menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah rumah makan. Athariq beralasan kepada Ghaidaq karena dia saat ini sudah sangat lapar, sehingga dia harus mengisi perutnya terlebih dahulu. Padahal Ghaidaq ingin segera sampai ke rumahnya untuk melepas vibrator yang ada di vaginanya. KETIKA sudah duduk di meja makan, sambil menunggu pesanan datang. Athariq mulai mengisengi istrinya, dia menyalakan vibrator itu. Bahkan langsung dengan getaran penuh.

Ghaidaq : "Ennngghhhhh... Eemmppp...", tiba-tiba Ghaidaq mengejan.

Ghaidaq kembali menoleh ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan Atha, dia ingin meminta Atha untuk menghentikan getaran benda itu di vaginanya. Ghaidaq yang memang sangat polos ini, masih saja menyangka Atha lah yang melakukan hal itu, tanpa mencurigai suaminya sedikitpun. Athariq menikmati sikap salah tingkah istrinya ketika sedang diajak mengobrol olehnya. Penisnya mulai ngaceng di balik meja makan. Ghaidaq juga sudah mulai berani menyingkapkan rok yang dia kenakan di balik meja makan tersebut.

Dan bahkan Ghaidaq sudah mulai secara diam-diam mengelus-elus vaginanya sendiri dengan tangannya. Ghaidaq kini semakin merasa sange dibuat Athariq. Namun lagi-lagi Ghaidaq berfikir Atha lah yang melakukan hal tersebut dengan cara mengikuti dirinya yang pulang bersama suaminya. Di tengah aksi tangannya yang mulai mengelus vaginanya, matanya celingukan ke sekeliling untuk mencari keberadaan Atha. Padahal Atha sudah pergi dengan Thayyibah meninggalkannya bersama suaminya. Athariq pun pamit pura-pura ingin ke toilet, padahal setelah cukup menjauh dari meja Ghaidaq, dia melihat ke bawah kolong meja itu, dan menemukan bahwa Ghaidaq kini sudah mulai memainkan vaginanya di balik meja makan tersebut.

Athariq pun segera merekamnya dengan menzoom kamera di HP nya, lalu dia bergegas ke toilet dan coli disana sambil melihat rekaman istrinya sedang memainkan vagina di balik kolong meja. Athariq hanya butuh beberapa detik untuk dia mencapai klimaks atas colinya di toilet sore ini. Karena sensasi melihat istrinya berani berbuat mesum seperti itu di tempat umum, membuatnya begitu amat terangsang. Yang Athariq bayangkan saat coli, adalah adanya orang lain yang juga menyadari dan melihat aksi yang dilakukan oleh Ghaidaq, istrinya itu. Setelah berhasil ngecrot, Athariq pun kembali menghampiri Ghaidaq di meja makan. Dan hidangan yang dia pesan ternyata sudah ada di atas meja miliknya. Athariq pun mematikan vibrator di vagina Ghaidaq, karena dia hendak makan. Namun meskipun vibratornya sudah dimatikan, Ghaidaq masih terlihat mengigit bibir bawahnya sendiri dan tangannya masih intens menyelusup ke dalam selangkangannya sendiri. Athariq yang menyadari Ghaidaq sedang ingin mencapai orgasme, hanya menonton dari sudut matanya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Ghaidaq pun tidak dia ganggu.

Ghaidaq : "Emmmppphhh... aauuuuhhhhhh...", Ghaidaq mendesah orgasme.

Dan sedetik kemudian tiba-tiba kaki Ghaidaq mengejang, kakinya sampai menendang kaki meja yang mereka tempati. Membuat kuah daging yang berada di atas meja kini tumpah ke bajunya. Dan makanan di atas meja pun berantakan akibat reflek tendangan kaki Ghaidaq ketika orgasme barusan.

Athariq : "Kamu gak papa Dek...?", tanya Athariq pura-pura tidak tahu apa-apa.

Ghaidaq : "Eh, iya... maaf. Gak sengaja kaki mejanya kesenggol. Barusan ada nyamuk gigit kaki Adek sih...", Ghaidaq berdalih menyembunyikan orgasmenya.

Athariq hanya tersenyum mendengar kebohongan dari istrinya itu. Sepasang suami istri itu memang sangat serasi, yang satu pandai berbohong untuk menjaga image alimnya, dan yang satunya pandai menyembunyikan kelicikannya. Mungkin karena itulah, mereka berjodoh. Dan meskipun Athariq masih belum melihat perubahan penampilan Ghaidaq secara drastis saat ini, namun dia sudah mengetahui semua apa yang dilakukan Ghaidaq di Bali. Tentu saja karena Thayyibah terus mengirimkan foto dan video Ghaidaq kepada Athariq, untuk memenangkan taruhan yang mereka sepakati.

Beberapa saat kemudian, setelah mereka selesai makan. Ghaidaq pamit ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Karena kini area vaginanya basah sampai menembus ke rok yang dia pakai. Untungnya kuah yang tumpah ke pakaiannya membantunya menyembunyikan hal tersebut, karena Ghaidaq punya alibi bahwa kuah makanan tersebut lah yang membasahi pakaian yang dia kenakan saat ini. Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang dengan pakaian Ghaidaq yang sebagian basah karena bilasan air yang Ghaidaq lakukan di pakaiannya yang kotor. Dan Ghaidaq pun sebenarnya masih merasa sange selama di perjalanan menuju ke rumahnya, namun dia tetap menjaga image alimnya di depan Athariq. Apalagi Athariq kadang-kadang menyalakan remot yang dia simpan disakunya, sampai membuat Ghaidaq kewalahan menahan rasa sange di vaginanya ketika sedang Athariq bonceng di atas motor.

Hingga beberapa waktu kemudian, mereka sampai di rumah ketika Adzan Maghrib berkumandang. Dan ketika sampai di rumahnya, Ghaidaq memberanikan diri, malah langsung mengajak suaminya untuk bercinta, bukannya untuk sholat berjamaah. Tentu dengan alasan bahwa dirinya kangen terhadap suaminya itu. Namun Athariq yang memang selalu menjahili dan mempermainkan syahwat Ghaidaq istrinya itu, tentu tidak mau melayani kemauan istrinya, terlebih lagi ketika di toilet rumah makan tadi, dia sempat coli sampai memuncratkan pejuhnya. Sehingga dia saat ini belum merasa kuat lagi untuk melakukan seks. Padahal Ghaidaq yang biasanya ja'im, saat ini sudah mulai berani mengajak duluan suaminya untuk ngentot, dan malah ditolak mentah-mentah oleh suaminya. Tentu membuat Ghaidaq lagi-lagi kewalahan menahan gejolak birahinya yang melanda dirinya. Karena baru saja Ghaidaq sebatas meraba bagian selangkangan Athariq, Athariq malah meninggalkan Ghaidaq sendirian di rumah dengan alasan harus pergi ke rumah orang tuanya karena ada keperluan yang mendesak. Ghaidaq yang sepertinya sudah ketagihan pada seks, kini tak kuat menahan rasa sange yang menyerangnya, dan pada akhirnya malah mulai kembali membayangkan momen-momen ketika dirinya dientot oleh kontol Atha. Ketika suaminya sudah pergi dari rumah, Ghaidaq pun memutuskan untuk melepas vibrator yang tertanam di vaginanya dan mulai colmek sambil membayangkan Atha mencumbu dirinya.

Ghaidaq : "Oooouuuuhhhh... Atha... belum juga lama, aku sudah merindukan kontol panjangmu itu di memekku… eoooooooooohhhhhhh... Aaaaaaahhhh... Memekku gatel Tha... entot Tha,.. ayok entot yang kencengg...", racau Ghaidaq di tengah masturbasinya.

Sebenarnya Ghaidaq merasa belum cukup hanya dengan membayangkan kontol Atha saja, dan kini dia pun berniat untuk menghubungi Atha. Namun sesaat kemudian dia teringat jikalau HP nya telah hilang sejak dirinya sampai di hotel.

Ghaidaq : "Ooouuhh... Tha,.. aku lagi butuh kontolmu Tha... ooooouuhhhhhhhh...", racau Ghaidaq sambil terus mengocok memeknya dengan dua jarinya.

Kini memek Ghaidaq sudah semakin becek, namun dia belum bisa merasakan bahwa dia akan mencapai orgasme. Dan malah tangannya keburu pegal akibat orgasme yang tak kunjung dia dapatkan. Tentu kini Ghaidaq akan susah mencapai orgasme, karena sebelumnya memeknya sempat orgasme ketika di rumah makan, dan rangsangan yang dia lakukan dengan kocokan jarinya saat ini dirasa belum cukup oleh memeknya untuk membuat tubuhnya mencapai orgasme. Ghaidaq pun mencoba mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk memuaskan hasrat seksnya. Dia kini mulai membuka tas yang dia bawa dari Bali, dan ketika Ghaidaq membukanya, dia menemukan sebuah mainan karet yang berbentuk seperti penis laki-laki. Ghaidaq sempat merasa heran kenapa benda seperti itu bisa berada di dalam tasnya, namun karena rasa sangenya kini semakin membuat memeknya gatal. Tanpa pikir panjang, dia pun mulai memakai penis mainan itu untuk menggenjot memeknya.

Ghaidaq : "Ooooooooouuuuuhhhhhhh... Gedenya sama kaya punya Atha... aaaahhh... aahahhh...Tha... terus Thaaa... enak sekali... nikmatnya kontolmu... Ayo terus entot memekku yang gatel ini Tha... aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh... Eeeemmmpphhhh... Akuuuhhh… munchhraaaatttt… Tha...", racau Ghaidaq ketika mengocok memeknya dengan kontol mainan tersebut.

Dan hanya butuh waktu sebentar untuk dirinya mencapai orgasme karena bantuan kontol mainan tersebut, namun karena dirasa belum puas. Ghaidaq pun kembali melanjutkan masturbasinya dibantu dengan kontol mainan yang dia temukan di dalam tasnya yang dia tidak tahu dari mana benda itu berasal.

Bersambung...

JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI...

KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA...

JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN

INSTAGRAM : @WIDASU.ID

INFORMASI!!! NANTI AKAN ADA KONTEN PREMIUM BERGENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL DARI KARAKTER YANG UDAH GW BUAT DI KARYA INI...

JADI BUAT KALIAN YANG MINAT BELI KONTEN PREMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW ATAU KE PLATFORM SEBELAH YAITU KARYAKARSA!!!

TERIMAKASIH KEPADA PEMBACA YANG SUDAH DUKUNG KARYA INI...

More Chapters